Sabtu, 26 Oktober 2019

Adab Adab Hati

Pict/pexels.com/Rakicevic nenad



ADAB ADAB HATI
Ridho Prawira

Setiap anggota tubuh manusia diciptakan untuk fungsinya masing-masing. Bila ada yang rusak, maka kerja dan fungsinya akan terganggu, atau tidak berfungsi sama sekali. Bila mata rusak, penglihatan pun terganggu, atau menjadi buta. Begitu pula dengan anggota lainnya, misalnya mulut, hitung, telinga dan lain sebagainya.

    Termasuk pula bila seseorang terserang penyakit hati. Bila hati terjangkit penyakit maksiat, penyakit yang menjauhkannya dari Allâh Azza wa Jalla, maka hati tidak bisa menjalankan fungsi kerjanya. Ia tidak bisa menghadirkan amalan-amalan untuk ibadah kepada-Nya. Ia akan jauh dari mengenal Allâh Azza wa Jalla .

   Penyakit hati adalah penyakit yang sangat berbahaya, dan terkadang si penderita tidak bisa merasakannya. Kalaupun ia merasakannya, namun susah baginya untuk bersabar dalam mengobatinya. Karena obat sakit hati adalah dengan melawan hawa nafsunya. Dan ini hal yang memerlukan pengorbanan besar.

    Memang hati adalah poros kebahagiaan sekaligus sumber kebinasaannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)

Penyakit hati itu sungguh berbahaya. Karena dampaknya sangatlah buruk, Maka dari itu, pentinglah kita ketahui apa saja penyakit hati itu, agar kemudian bisa kita cegah. Nah, setidaknya, ada 7 penyakit hati yang lumayan mengerikan
  1. Takabbur/ Sombong
Takabbur/Sombong prakteknya bisa bermacam-macam. Namun intinya sombong itu adalah merendahkan orang lain dan menolak kebenaran.
Cth dalam kehiudpan sehari-hari :
  • Merasa lebih baik/cantik/pintar/ dsb / dari orang lain
  • Tidak menerima nasihat orag lain, dll

Beberapa contoh orang-orang sombong yang dimusnahkan oleh Allah diantaranya adalah: Firaun, Raja Namrud, Qarun, dan lain-lain.
  • Fir’aun merasa diri sebagai tuhan – ditenggelamkan di laut merah
  • Kesombongan Raja Namrud yang di binasakan melalui seekor nyamuk

Allah SWT berfirman: 
Janganlah kalian berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan (QS al-Isra’ [17]: 37).

Rasullah SAW Bersabda:
" Tidak akan masuk surga orang yang di dalam kalbunya ada sikap sombong meski sebesar biji sawi " ( Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu )

2.  Riya’
Orang yang riya ’ itu dia memperlihatkan suatu amal sholeh kepada sesama manusia.
Menurut Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Riya’ ini bisa muncul kapan saja. Bisa saat sebelum beramal, ataupun saat sedang beramal.

" Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti ( perasaan si penerima ) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian." ( Qs. Al-baqarah : 264 )

3.  Ujub
Ujub adalah sikap mengagumi diri sendiri, karena merasa lebih dari yang lain. Berbangga diri gitu.
Mungkin agak mirip dengan takabbur. Namun kalau ujub, belum tentu sambil berkeyakinan menolak kebenaran.
Kalau menurut Imam Al-Ghazali, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Alloh.” Misalnya pada kecantikan/ketampanan, kecerdasan, kelebihan idviudal, keberhasilah usaha, dll.
Rasulullah Saw bersabda, 

“Tiga hal yang membinasakan: Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu yang diumbar, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani)

4.  Hasad
Hasad adalah merasa iri dengki pada kenikmatan dan kelebihan orang lain, disertai harapan agar semua itu hilang dari orang lain itu. Baik disertai harapan agar berpindah kepada dirinya, atau pokoknya asal lenyap saja.
Hasad hukumnya haram,baik dalam hal duniawi atau hal agama. Apalagi kalau hasad itu disertai tindakan, perbuatan atau ucapan, langsung atau tidak langsung, agar kenikmatan/kelebihan itu hilang dari pemiliknya.

Hasad ini satu keluarga dengan : Iri Hati. Dengki, Hasut
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

"Janganlah kalian saling dengki, jangan saling menipu, jangan saling menjauhi, dan jangan sebagian kalian membeli di atas pembelian yang lain.  Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara.  Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya, enggan membelanya, membohonginya dan menghinanya.  Takwa itu di sini—Rasul menunjuk dada beliau tiga kali. Keburukan paling keterlaluan seseorang adalah ia menghina saudaranya yang Muslim.  Setiap Muslim atas Muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR Muslim dan Ahmad)

5.  Taqtir ( Kikir)
Taqtir itu artinya terlalu pelit/kedekut. Tidak mau mengeluarkan harta, padahal wajib.
Imam Ibnu Jauzi dalam kitabnya at-thibbu ar-ruhi mendefinisikan kikir sebagai sifat enggan menunaikan kewajiban, baik harta benda ajau jasa.
Kikir ini termasuk penyakit hati yang sangat membahayakan. Apalagi kalau semakin banyak orang yang seperti ini, bisa-bisa semasyarakat akan hancur. Lantaran, tiap orang memang punya hak dari orang lain. Kalau itu ditahan, maka kebutuhan orang akan macet. Namun tentu alasan utamanya adalah karena bila kewajiban ditahan, maka Allah akan murka, sehingga sulit bahkan bisa saja mustahil mendapat berkah.
Rasulullah Saw bersabda:
Seburuk-buruk sifat yang ada pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat pelit dan sifat pengecut yang sangat pengecut.” (HR. Ahmad)

6.   Panjang angan-angan
Orang yang terlalu panjang angan-angan pun berbahaya. Karena dia mengerahkan segenap tenaganya, waktunya, dan uangnya untuk mengejar keinginan-keinginannya; sembari melalaikan kewajibannya dan malah tak peduli hal-hal yang diharamkan.
Orang seperti itu, seolah-olah atau memang menganggap dirinya tak akan mati, atau matinya masih lama. Sehingga, dia tidak mempersiapkan bekal untuk menghadapi hari Akhir.
“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan.” 
(Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)

7.  Khianat
Khianat merupakan sikap tak bertanggungjawab atau mangkir dari amanat atau kepercayaan yang diberikan pada orang tersebut. Khianat umumnya dilakukan dengan kebohongan dan obral janji palsu sekaligus menjadi ciri khas dari orang munafik. Seseorang yang melakukan khianat, akan dibenci masyarakat sekitar dan kemungkinan tidak akan di percaya kembali untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab kedepannya.
Khianat ini adalah sifat orang munafik & tanda akhir zaman :

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, " Tanda orang munafik ada tiga yaitu apabila bercerita dia berdusta, apabila berjanji dia menyelisihi janjinya, dan apabila diberi amanah ( kepercayaan ) ia berkhianat". [ HR.Al-Bukhari, No 33,2682,2749,6095 & muslim no.59]

"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul perkataan keji, kebiasaan berkata keji,memutuskan kerabat, keburukan tetangga, dan sehingga orang yang khianat diberi amanah ( kepercayaan ) sedangkan orang amanah dianggap berkhianat."  [ HR.Ahmad. no.6514, dari Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu anhu.] Hadis ini dihukumi shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah dan Syaikh Syu'aib al-arnauth rahimahullah.


Bagaimana mengatasi penyakit hati ?

1.  Sholat
Allah Ta’ala berfirman :

 Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).


2.   Memperbanyak dzikir
Cara menjaga hati menurut islam yang kedua adalah dengan memperbanyak dzikir. Berdizikir merupakan salah satu ibadah untuk mengingat dan mendekatkan diri dengan Allah Ta’ala
" Orang - orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah - lah hati menjadi tenteram " ( Qs. Ar-Ra'du : 28 )

3.      Membaca Al-Quran
Daripada menghabiskan waktu dengan memikirkan seseorang yang gak jelas statusnya dengan kita, lebih baik kita gunakan saja untuk membaca Al-Quran. Selain bisa menambah pahala, membaca Al-Quran juga akan menenangkan hati.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. 
(QS. Al Anfal : 2)

4.  Tidak Terlalu Banyak Bicara
Bicara terlalu berlebihan akan mengeraskan hati sehingga akan lebih baik untuk bicara seperlunya dan hindari juga seseorang yang terlalu banyak bicara, pembual, tukang bohong, ghibah dan sebagainya. Namun, apabila bicara yang dilakukan adalah tentang kebaikan maka boleh untuk dilakukan seperti contohnya memberikan pelayanan, mengajar atau kegiatan positif lainnya.
" Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." ( HR.Bukhari )

5.   Berkumpul dengan orang-orang baik
Cara menjaga hati menurut islam berikutnya adalah membiasakan diri berkumpul dengan orang-orang baik. Misalnya saja, sering mengikuti majelis ilmu atau kajian-kajian islam. Dengan begitu, akhlak dan perbuatan kita juga perlahan akan ikut baik. Sebaliknya, apabila kita bergaul dengan orang-orang yang akhlaknya buruk (seperti pemabuk, pembunuh dan sejenisnya) maka bukan tak mungkin kita bakal terpengaruh
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“(Agama) seseorang itu sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.”
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ahmad).

6.  Berhusnudzon kepada Allah Ta’ala
Hati kita kadangkala menjadi keruh, gelap dan terombang-ambing berkat kurangnya kepercayaan kepada Allah Ta’ala. Disaat hidup terasa sulit, seringkali kita menganggap dunia tidak adil
Anu Huraira berkata, saya mendengar Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Saya  berada  pada  persangkaan  hamba-Ku,  maka  berprasangkalah dengan-Ku sekehendaknya.” ( HR Ahmad).

7.  Menyibukkan diri dengan aktivitas bermanfaat
Sebisa mungkin hindarilah perbuatan melamun sendirian. Melamun itu tidak baik dan bisa mendatangkan bisikan-bisikan syetan. Membuat hati jadi kotor dan pikiran terombang-ambing. Sebaliknya, kita harus bisa menciptakan hari-hari yang produktif. Menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat. Dengan begitu rasa sedih atau galau bisa terlupakan sejena

8.  Silaturahmi
Memperbanyak silaturahmi kepada kerabat dan teman-teman juga bisa melupakan masalah hidup,Jangan menyidiri atau mengurung diri di kamar. Hal itu hanya akan membuat hati semakin sedih. Ujung-ujungnya kita malah melakukan hal-hal yang tidak benar. Maka itu, sebaiknya keluarlah dari rumah. Berkumpullah dengan orang-orang shaleh. Dengan begitu, pikiran juga bisa lebih luas dan terbuka.


9.  Melihat orang-orang dibawah kita
Salah satu penyakit hati yang sering muncul dalam diri kita adalah sikap iri terhadap kenikmatan orang lain. Nah, untuk mengatasinya sebaiknya hindarilah membandingkan hidup kita dengan orang-orang yang lebih kaya atau lebih rupawan atau lebih berkuasa. Sesekali tengoklah kebawah. Dengan begitu, kita bisa bersyukur kepada Allah Ta’ala. Selain itu, kita juga harus sadar bahwa sehat itu kekayaan yang paling berharga dan wajib disyukuri. Tak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur. Sebab hidup saja sudah termasuk anugrah. Jadi jagalah hati untuk senantiasa bersih dan suci.

10.  Perbanyak Sifat Memaafkan
Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” ( Qs. Al-A’raf : 199 )
Allah SWT adalah Maha Pemaaf pada hamba-Nya dan tidak perduli seberapa dalam dosa tersebut, apabila hamba-Nya melakukan taubat dengan sungguh sungguh, maka Allah SWT akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Sebagai seorang manusia, kita tidak boleh sombong dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain sebelum orang tersebut meminta maaf.

11.  Menjaga ikhlas dan sabar
Salah satu kunci agar hati terjaga dari sifat-sifat tercela, seperti kikir, dendam atau dengki adalah dengan menjaga keikhlasan serta kesabaran.  Segala musibah yang menimpa diri kita semata-mata hanyalah ujian dari Allah Ta’ala. Baik itu masalah jodoh yang tak kian tiba ataupun lainnya. Maka itu, kita harus bisa ikhlas dan bersabar. Ketahuilah bahwa dibalik kesulitan itu pasti ada kemudahan. Allah sudah menjajikan hal tersebut. Dan sikap sabar dapat membawa kita ke jalan lurus serta terhindar dari kemungkaran

       Demikian sedikit tentang penyebab penyakit hati yang singkat ini. Maka berhati-hatilah agar terhindar dari penyakit hati, karena penyakit hati dapat menyebabkan kekafiran. Sebagaimana firman Allah SWT :
" Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kakafiran mereka, disamping kekafirannya ( yang telah ada ) dan mereka mati dalam keadaan kafir." ( Qs. At-Taubah : 125 )


" maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati, yang dengan hati itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga,yang dengan itu mereka dapat mendengan ( menerima kebenaran-Nya ). Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi ialah hati yang ada di dalam dada." 


( Qs. Al - Hajj : 46 )




DOA KETEGUHAN HATI

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Diinik',
" Wahai dzat yang maha membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamau - Mu "

' Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Ta'atik'
" Wahai dzat yang maha membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas ketaatan kepada-Mu "

Allahumma Musharrifal Quluub, Tsabbit Quluubanaa 'Alaa Tho'atika'
" Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu "

Rabbana Laa Quluubanaa Ba'da Tuziqh Idz Hadaitnaa wa Hab Lana mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal- Wahhaab'
" Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karunakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi ( Karunia )
( Qs.Ali Imran : 7 )


#Salambermanfaat









Referensi :

Al-Qarni Aidh.2008.Latahzan, Jangan Bersedih.Jakarta.Qisthipress
Taslim Abdullah.Buku Saku Kiat Praktis Menjaga Hati.Jakarta.Maktabah AlHanif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar