Detail Buku :
Judul : The Power Principle Influence with Honor (
Prinsip Kekuatan mempngaruhi dengan kehormatan )
Penulis : Blaine Lee
Tahun Terbit : May 1997
Penerbit : Simon & Schuster
Halo sobat Cendekia, kali ini saya ingin berbagi sedikit hasil bedah buku yang saya ikuti bersama Coach Darmawan Aji
( Pakar Bisinis Indonesia ) dalam sebuah forum Bedah Buku Bisnis yang saya ikuti setiap minggunya.
Kali ini kita akan membedah buku yang juga fenomenal " The Power Principle Influence with Honor (
Prinsip Kekuatan mempngaruhi dengan kehormatan ) bersama coach Aji.
" ...Dalam
tradisi yang mengubah hidup dari 7 Kebiasaan Orang yang Sangat Efektif, Prinsip
Kekuatan mengajarkan prinsip-prinsip inti yang secara dramatis memengaruhi
karier dan kehidupan kita. Dr. Blaine Lee, seorang guru luar biasa, menunjukkan
bagaimana kekuatan yang berpusat pada prinsip adalah kemampuan untuk
memengaruhi perilaku orang lain, bukan untuk mengontrol, mengubah, atau
memanipulasinya. Kekuasaan adalah sesuatu yang orang lain rasakan di hadapan
Anda karena apa yang Anda serta apa yang dapat Anda lakukan, apa yang Anda
perjuangkan, dan bagaimana Anda menjalani hidup Anda. Ketika Anda menghormati
orang lain, mereka akan menghormati Anda. Lee menunjukkan kepada Anda bagaimana
mengatasi ketidakberdayaan, menciptakan kekuatan dan pengaruh yang sah dengan
kehormatan, dan menciptakan warisan yang akan hidup lebih lama dari Anda dalam
kehidupan orang-orang yang paling Anda sayangi"
Pengaruh memerlukan kekuatan (power). Tanpa kekuatan, tidak akan ada pengaruh,
Kita tidak dapat memengaruhi saat kita ada dalam kondisi tidak berdaya (powerless). Adalah pilihan dalam hidup, untuk merasa berdaya atau tidak berdaya saat menghadapi sebuah situasi tertentu.
Ciri kondisi tidak berdaya: saat kita merasa tidak dapat melakukan apa-apa, saat kita merasa tidak ada yg mendengarkan kita, saat kita merasa frustasi dan diabaikan.
Kondisi spt ini menggerus kepercayaan diri kita dan efektivitas kita dalam menghadapi orang lain.
Kondisi tidak berdaya tercipta oleh mentalitas korban. Keyakinan bahwa kita adalah korban, dan orang lain pelakunya. Ini membuat kita menyalahkan dan melemparkan tanggung jawab kita ke orang lain.
Akar dari kondisi tak berdaya adalah keraguan. Keraguan pada diri, keraguan bahwa kita dapat mengubah situasi.
Ketidakberdayaan ini akan mendorong perilaku: apatis, keengganan merespon situasi, tindakan yg irasional, tidak mau bertindak, menunda-nunda, mengabaikan
Dampak yg muncul: status quo, ketidakpastian, melemahnya kemampuan, harapan/fantasi.
Bila kita merasa tidak berdaya di salah satu aspek dalam hidup kita, kita dapat mengubahnya. Kita dapat membangun kembali kekuatan kita dan menjadi berdaya.
Ada tiga macam kekuatan yang dapat kita bangun. Ini pilihan kita :
1. Kekuatan koersi/paksaan.
2. Kekuatan faedah.
3. Kekuatan berbasis prinsip.
Koersi adalah kekuatan yg muncul dengan paksaan atau tekanan. Kita berusaha mengendalikan dan memengaruhi orang lain dengan rasa takut.
Kekuatan ini akan memunculkan ketaatan. Namun sifatnya temporer.
Apa saja yg memicu kekuatan jenis ini? Banyak, misalnya:
- ketidaksabaran
- kelelahan
- kemarahan
- rasa tidak aman
- kurangnya keahlian
Koersi akan memunculkan resistensi, secara laten maupun terang-terangan.
Perilaku terkait koersi:
- intimidasi
- bully
- menakut-nakuti
- mengancam
- memaksa
Perilaku koersi akan menghasilkan:
- perlawanan
- ketergantungan
- sabotase
- hilangnya kepercayaan
- oposisi
Jenis kekuatan kedua adalah kekuatan faedah. Sifatnya barter/transaksional/timbal balik.
Orang mengikuti kita karena kita berfaedah bagi mereka. Orang mengikuti kita karena kita memberikan sesuatu kepada mereka. Orang mengikuti kita karena mereka mengharapkan imbalan dari kita.
Ada beberapa tipe kekuatan faedah.
1. Reward Power - penghargaan.
2. Position Power - kita punya jabatan.
3. Expert Power - kita punya otoritas dlm hal keahlian.
4. Charisma Power - orang tertarik dg kepribadian kita.
5. Informational Power - orang mengikuti kita karena kita memiliki informasi yg mereka butuhkan.
6. Opportunity Power - mereka memgikuti kita karena kita memiliki peluang yg dibutuhkan.
7. Resource Power - kita punya akses ke sunberdaya.
8. Instrumental Power - kita punya kemampuan menggerakkan orang, menuntaskan sesuatu.
9. Appraisal Power - kita memiliki kemampuan uyk memberikan umpan balik informatif maupun korektif.
10. Relation Power - kita punya koneksi dengan orang kuat.
Kekuatan jenis ini menghasilkan kesepakatan. Ini bagus. Jauh lebih baik dari koersi.
Namun tetap saja pengaruh yg dihasilkan di sini bersifat temporer dan kondisional. Begitu kita tidak berfaedah lagi, kita kehilangan pengaruh kita.
Perilaku terkait kekuatan faedah:
- menawarkan
- pertukaran
- negosiasi
Hasil:
- kesepakatan
- kompromi
- transaksi
Terakhir, kekuatan berbasis prinsip. Pengaruh ini muncul dari rasa hormat yg mendalam kepada seseorang. Seringkali, pengaruh yg dihasilkan akan tetap berlangsung meskipun orang tsb sudah tiada.
Kekuatan berbasis prinsip memunculkan perilaku:
- persuasi
- sabar
- lemah lembut
- mau mengajari
- mau belajar
- menerima orang lain apa adanya
- mencintai
- disiplin
- konsisten
- integritas
Hasilnya:
- kemitraan
- kepercayaan
- sinergi
- perilaku etis
- solusi win/win
- relasi jangka panjang
Sekarang, coba pikirkan hubungan kita dengan anak.
Apakah kita merasa tidak berdaya atau berdaya dg anak kita?
Jika kita merasa berdaya, jenis kekuatan apa yg kita gunakan?
Paksaan kah?
Pertukaran/faedah kah?
Atau kekuatan berbasis prinsip?
Pikirkan pula hubungan kita dg orang lain yg kita anggap penting. Apakah kita berdaya atau tidak berdaya? Jenis kekuatan apa yg kita gunakan?
~Sekian
#Salam beranfaat