Ridho
Prawira
Setiap
anggota tubuh manusia diciptakan untuk fungsinya masing-masing. Bila ada yang
rusak, maka kerja dan fungsinya akan terganggu, atau tidak berfungsi sama
sekali. Bila mata rusak, penglihatan pun terganggu, atau menjadi buta. Begitu
pula dengan anggota lainnya, misalnya mulut, hitung, telinga dan lain
sebagainya.
Termasuk pula bila seseorang terserang
penyakit hati. Bila hati terjangkit penyakit maksiat, penyakit yang
menjauhkannya dari Allâh Azza wa Jalla, maka hati tidak bisa menjalankan fungsi
kerjanya. Ia tidak bisa menghadirkan amalan-amalan untuk ibadah kepada-Nya. Ia
akan jauh dari mengenal Allâh Azza wa Jalla .
Penyakit
hati adalah penyakit yang sangat berbahaya, dan terkadang si penderita tidak
bisa merasakannya. Kalaupun ia merasakannya, namun susah baginya untuk bersabar
dalam mengobatinya. Karena obat sakit hati adalah dengan melawan hawa nafsunya.
Dan ini hal yang memerlukan pengorbanan besar.
Memang
hati adalah poros kebahagiaan sekaligus sumber kebinasaannya. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
Ketahuilah bahwa dalam diri
ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan
jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati
“.
(Riwayat Bukhori dan
Muslim)
- Takabbur/ Sombong
Takabbur/Sombong prakteknya bisa bermacam-macam. Namun intinya
sombong itu adalah merendahkan orang lain dan menolak kebenaran.
Cth
dalam kehiudpan sehari-hari :
- Merasa lebih baik/cantik/pintar/ dsb / dari orang lain
- Tidak menerima nasihat orag lain, dll
Beberapa
contoh orang-orang sombong yang dimusnahkan oleh Allah diantaranya adalah:
Firaun, Raja Namrud, Qarun, dan lain-lain.
- Fir’aun merasa diri sebagai tuhan – ditenggelamkan di laut merah
- Kesombongan Raja Namrud yang di binasakan melalui seekor nyamuk
Allah
SWT berfirman:
Janganlah kalian berjalan di muka bumi dengan penuh kesombongan (QS al-Isra’ [17]:
37).
Rasullah SAW Bersabda:
" Tidak akan masuk surga orang yang di dalam kalbunya ada sikap sombong meski sebesar biji sawi " ( Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu )
2. Riya’
Rasullah SAW Bersabda:
" Tidak akan masuk surga orang yang di dalam kalbunya ada sikap sombong meski sebesar biji sawi " ( Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu )
2. Riya’
Orang
yang riya ’ itu dia memperlihatkan suatu amal sholeh kepada sesama manusia.
Menurut
Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia dengan
memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
Riya’
ini bisa muncul kapan saja. Bisa saat sebelum beramal, ataupun saat sedang
beramal.
" Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti ( perasaan si penerima ) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian." ( Qs. Al-baqarah : 264 )
" Janganlah kalian menghilangkan pahala shadaqah kalian dengan menyebut-nyebutnya atau menyakiti ( perasaan si penerima ) seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian." ( Qs. Al-baqarah : 264 )
3. Ujub
Ujub
adalah sikap mengagumi diri sendiri, karena merasa lebih dari yang lain.
Berbangga diri gitu.
Mungkin
agak mirip dengan takabbur. Namun
kalau ujub, belum tentu sambil berkeyakinan menolak kebenaran.
Kalau
menurut Imam Al-Ghazali, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada
suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya
kepada Alloh.” Misalnya pada kecantikan/ketampanan, kecerdasan, kelebihan
idviudal, keberhasilah usaha, dll.
Rasulullah
Saw bersabda,
“Tiga hal yang membinasakan: Kekikiran yang diperturutkan, hawa
nafsu yang diumbar, dan kekaguman seseorang pada dirinya sendiri.” (HR. Thabrani)
4. Hasad
Hasad adalah
merasa iri dengki pada kenikmatan dan kelebihan orang lain, disertai harapan
agar semua itu hilang dari orang lain itu. Baik disertai harapan agar berpindah
kepada dirinya, atau pokoknya asal lenyap saja.
Hasad hukumnya haram,baik dalam hal duniawi atau hal agama. Apalagi kalau hasad itu disertai tindakan, perbuatan atau ucapan, langsung atau tidak langsung, agar kenikmatan/kelebihan itu hilang dari pemiliknya.
Hasad hukumnya haram,baik dalam hal duniawi atau hal agama. Apalagi kalau hasad itu disertai tindakan, perbuatan atau ucapan, langsung atau tidak langsung, agar kenikmatan/kelebihan itu hilang dari pemiliknya.
Hasad ini satu keluarga dengan : Iri Hati. Dengki, Hasut
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Janganlah kalian saling
dengki, jangan saling menipu, jangan saling menjauhi, dan jangan sebagian
kalian membeli di atas pembelian yang lain. Jadilah kalian sebagai
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi
Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzaliminya, enggan membelanya, membohonginya
dan menghinanya. Takwa itu di sini—Rasul menunjuk dada beliau tiga kali.
Keburukan paling keterlaluan seseorang adalah ia menghina saudaranya yang
Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya,
dan kehormatannya.” (HR Muslim dan Ahmad)
5. Taqtir ( Kikir)
Taqtir
itu artinya terlalu pelit/kedekut. Tidak mau mengeluarkan harta, padahal wajib.
Imam
Ibnu Jauzi dalam kitabnya at-thibbu ar-ruhi mendefinisikan
kikir sebagai sifat enggan menunaikan kewajiban, baik harta benda ajau jasa.
Kikir
ini termasuk penyakit hati yang sangat membahayakan. Apalagi
kalau semakin banyak orang yang seperti ini, bisa-bisa semasyarakat akan
hancur. Lantaran, tiap orang memang punya hak dari orang lain. Kalau itu
ditahan, maka kebutuhan orang akan macet. Namun tentu alasan utamanya
adalah karena bila kewajiban ditahan, maka Allah akan murka, sehingga sulit
bahkan bisa saja mustahil mendapat berkah.
Rasulullah
Saw bersabda:
“Seburuk-buruk sifat yang ada
pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat pelit dan sifat pengecut yang
sangat pengecut.” (HR. Ahmad)
Orang
yang terlalu panjang angan-angan pun berbahaya. Karena dia mengerahkan segenap
tenaganya, waktunya, dan uangnya untuk mengejar keinginan-keinginannya; sembari melalaikan kewajibannya dan malah
tak peduli hal-hal yang diharamkan.
Orang
seperti itu, seolah-olah atau memang menganggap dirinya tak akan mati, atau
matinya masih lama. Sehingga, dia tidak mempersiapkan bekal untuk menghadapi
hari Akhir.
“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena,
siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang
dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal
tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa
kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan
dan dunia akan berjalan.”
(Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)
7. Khianat
Khianat merupakan sikap tak
bertanggungjawab atau mangkir dari amanat atau kepercayaan yang diberikan pada
orang tersebut. Khianat umumnya dilakukan dengan kebohongan dan obral janji
palsu sekaligus menjadi ciri khas dari orang munafik. Seseorang yang melakukan
khianat, akan dibenci masyarakat sekitar dan kemungkinan tidak akan di percaya
kembali untuk melaksanakan sebuah tanggung jawab kedepannya.
Khianat ini adalah sifat orang munafik
& tanda akhir zaman :
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, " Tanda orang munafik ada tiga yaitu apabila bercerita dia berdusta, apabila berjanji dia menyelisihi janjinya, dan apabila diberi amanah ( kepercayaan ) ia berkhianat". [ HR.Al-Bukhari, No 33,2682,2749,6095 & muslim no.59]
"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul perkataan keji, kebiasaan berkata keji,memutuskan kerabat, keburukan tetangga, dan sehingga orang yang khianat diberi amanah ( kepercayaan ) sedangkan orang amanah dianggap berkhianat." [ HR.Ahmad. no.6514, dari Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu anhu.] Hadis ini dihukumi shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah dan Syaikh Syu'aib al-arnauth rahimahullah.
Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, " Tanda orang munafik ada tiga yaitu apabila bercerita dia berdusta, apabila berjanji dia menyelisihi janjinya, dan apabila diberi amanah ( kepercayaan ) ia berkhianat". [ HR.Al-Bukhari, No 33,2682,2749,6095 & muslim no.59]
"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul perkataan keji, kebiasaan berkata keji,memutuskan kerabat, keburukan tetangga, dan sehingga orang yang khianat diberi amanah ( kepercayaan ) sedangkan orang amanah dianggap berkhianat." [ HR.Ahmad. no.6514, dari Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu anhu.] Hadis ini dihukumi shahih oleh Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah dan Syaikh Syu'aib al-arnauth rahimahullah.
Bagaimana mengatasi
penyakit hati ?
1. Sholat
Allah Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).
2. Memperbanyak dzikir
Cara menjaga hati menurut islam yang
kedua adalah dengan memperbanyak dzikir. Berdizikir merupakan salah satu ibadah
untuk mengingat dan mendekatkan diri dengan Allah Ta’ala
" Orang - orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah - lah hati menjadi tenteram " ( Qs. Ar-Ra'du : 28 )
" Orang - orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah - lah hati menjadi tenteram " ( Qs. Ar-Ra'du : 28 )
Daripada menghabiskan waktu dengan
memikirkan seseorang yang gak jelas statusnya dengan kita, lebih baik kita
gunakan saja untuk membaca Al-Quran. Selain bisa menambah pahala, membaca
Al-Quran juga akan menenangkan hati.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.
(QS. Al Anfal : 2)
4. Tidak Terlalu Banyak Bicara
Bicara terlalu berlebihan akan
mengeraskan hati sehingga akan lebih baik untuk bicara seperlunya dan hindari
juga seseorang yang terlalu banyak bicara, pembual, tukang bohong, ghibah dan
sebagainya. Namun, apabila bicara yang dilakukan adalah tentang kebaikan maka
boleh untuk dilakukan seperti contohnya memberikan pelayanan, mengajar atau
kegiatan positif lainnya.
" Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." ( HR.Bukhari )
" Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam." ( HR.Bukhari )
5. Berkumpul dengan orang-orang baik
Cara menjaga hati menurut islam
berikutnya adalah membiasakan diri berkumpul dengan orang-orang baik. Misalnya
saja, sering mengikuti majelis ilmu atau kajian-kajian islam. Dengan begitu,
akhlak dan perbuatan kita juga perlahan akan ikut baik. Sebaliknya, apabila
kita bergaul dengan orang-orang yang akhlaknya buruk (seperti pemabuk, pembunuh
dan sejenisnya) maka bukan tak mungkin kita bakal terpengaruh
Sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“(Agama) seseorang itu
sesuai dengan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memperhatikan siapa
yang menjadi teman dekatnya.”
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Hakim dan Ahmad).
6. Berhusnudzon kepada Allah Ta’ala
Hati kita kadangkala menjadi keruh,
gelap dan terombang-ambing berkat kurangnya kepercayaan kepada Allah Ta’ala.
Disaat hidup terasa sulit, seringkali kita menganggap dunia tidak adil
Anu Huraira berkata, saya mendengar Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
Anu Huraira berkata, saya mendengar Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
" Saya berada pada
persangkaan hamba-Ku, maka berprasangkalah dengan-Ku
sekehendaknya.” ( HR Ahmad).
7. Menyibukkan diri dengan aktivitas bermanfaat
Sebisa mungkin hindarilah perbuatan
melamun sendirian. Melamun itu tidak baik dan bisa mendatangkan bisikan-bisikan
syetan. Membuat hati jadi kotor dan pikiran terombang-ambing. Sebaliknya, kita
harus bisa menciptakan hari-hari yang produktif. Menyibukkan diri dengan
aktivitas yang bermanfaat. Dengan begitu rasa sedih atau galau bisa terlupakan
sejena
8. Silaturahmi
Memperbanyak silaturahmi kepada kerabat
dan teman-teman juga bisa melupakan masalah hidup,Jangan menyidiri atau
mengurung diri di kamar. Hal itu hanya akan membuat hati semakin sedih.
Ujung-ujungnya kita malah melakukan hal-hal yang tidak benar. Maka itu,
sebaiknya keluarlah dari rumah. Berkumpullah dengan orang-orang shaleh. Dengan
begitu, pikiran juga bisa lebih luas dan terbuka.
9. Melihat orang-orang dibawah kita
Salah satu penyakit hati yang sering
muncul dalam diri kita adalah sikap iri terhadap kenikmatan orang lain. Nah,
untuk mengatasinya sebaiknya hindarilah membandingkan hidup kita dengan
orang-orang yang lebih kaya atau lebih rupawan atau lebih berkuasa. Sesekali
tengoklah kebawah. Dengan begitu, kita bisa bersyukur kepada Allah Ta’ala.
Selain itu, kita juga harus sadar bahwa sehat itu kekayaan yang paling berharga
dan wajib disyukuri. Tak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur. Sebab
hidup saja sudah termasuk anugrah. Jadi jagalah hati untuk senantiasa bersih
dan suci.
10. Perbanyak Sifat Memaafkan
“Jadilah engkau
pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari
orang-orang yang bodoh.” ( Qs. Al-A’raf : 199 )
Allah SWT adalah Maha Pemaaf pada hamba-Nya dan tidak perduli seberapa dalam dosa tersebut, apabila hamba-Nya melakukan taubat dengan sungguh sungguh, maka Allah SWT akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Sebagai seorang manusia, kita tidak boleh sombong dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain sebelum orang tersebut meminta maaf.
Allah SWT adalah Maha Pemaaf pada hamba-Nya dan tidak perduli seberapa dalam dosa tersebut, apabila hamba-Nya melakukan taubat dengan sungguh sungguh, maka Allah SWT akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Sebagai seorang manusia, kita tidak boleh sombong dan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain sebelum orang tersebut meminta maaf.
11. Menjaga ikhlas dan sabar
Salah satu kunci agar hati terjaga dari
sifat-sifat tercela, seperti kikir, dendam atau dengki adalah dengan menjaga
keikhlasan serta kesabaran. Segala musibah yang menimpa diri kita
semata-mata hanyalah ujian dari Allah Ta’ala. Baik itu masalah jodoh yang tak
kian tiba ataupun lainnya. Maka itu, kita harus bisa ikhlas dan bersabar.
Ketahuilah bahwa dibalik kesulitan itu pasti ada kemudahan. Allah sudah
menjajikan hal tersebut. Dan sikap sabar dapat membawa kita ke jalan lurus
serta terhindar dari kemungkaran
Demikian sedikit tentang penyebab penyakit hati yang singkat ini. Maka berhati-hatilah agar terhindar dari penyakit hati, karena penyakit hati dapat menyebabkan kekafiran. Sebagaimana firman Allah SWT :
" Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kakafiran mereka, disamping kekafirannya ( yang telah ada ) dan mereka mati dalam keadaan kafir." ( Qs. At-Taubah : 125 )
DOA KETEGUHAN HATI
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Diinik',
" Wahai dzat yang maha membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamau - Mu "
' Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Ta'atik'
" Wahai dzat yang maha membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas ketaatan kepada-Mu "
Allahumma Musharrifal Quluub, Tsabbit Quluubanaa 'Alaa Tho'atika'
" Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu "
Rabbana Laa Quluubanaa Ba'da Tuziqh Idz Hadaitnaa wa Hab Lana mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal- Wahhaab'
" Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karunakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi ( Karunia )
( Qs.Ali Imran : 7 )
Demikian sedikit tentang penyebab penyakit hati yang singkat ini. Maka berhati-hatilah agar terhindar dari penyakit hati, karena penyakit hati dapat menyebabkan kekafiran. Sebagaimana firman Allah SWT :
" Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kakafiran mereka, disamping kekafirannya ( yang telah ada ) dan mereka mati dalam keadaan kafir." ( Qs. At-Taubah : 125 )
" maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati, yang dengan hati itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga,yang dengan itu mereka dapat mendengan ( menerima kebenaran-Nya ). Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi ialah hati yang ada di dalam dada."
( Qs. Al - Hajj : 46 )
DOA KETEGUHAN HATI
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Diinik',
" Wahai dzat yang maha membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamau - Mu "
' Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi 'Ala Ta'atik'
" Wahai dzat yang maha membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas ketaatan kepada-Mu "
Allahumma Musharrifal Quluub, Tsabbit Quluubanaa 'Alaa Tho'atika'
" Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepada-Mu "
Rabbana Laa Quluubanaa Ba'da Tuziqh Idz Hadaitnaa wa Hab Lana mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal- Wahhaab'
" Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karunakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi ( Karunia )
( Qs.Ali Imran : 7 )
#Salambermanfaat
Referensi
:
Al-Qarni
Aidh.2008.Latahzan, Jangan Bersedih.Jakarta.Qisthipress
Taslim
Abdullah.Buku Saku Kiat Praktis Menjaga Hati.Jakarta.Maktabah AlHanif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar