Jumat, 06 Maret 2015

makalah kelompok sosial.pendidikan luar sekolah unimed.dho

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai manusia tentunya juga berbicara mengenai seluruh aspek yang ada pada manusia tersebut. Banyak sekali yang harus dikaji mengenai manusia. Manusia sebagia makhluk sosial tidaklah mungkin hidup tanpa adanya orang lain. Dalam situasi ini manusia harus berinteraksi satu sama lain untuk memenuhi kebutuhannya.Semua yang dibutuhkan manusia tidaklah mungkin diatasi secara individual karena manusia sebagai makhluk sosial maka mereka saling membutuhkan dan saling tergantung antara satu sama lain, dalam kaitannya dengan hal tersebut.
Dalam sebuah masyarakat terdapat beberapa kelompok- kelompok sosial yang membuat interaksi mereka lancar dan tertur. kelompok sosial merupakan sistem yang bisa membantu masyarakat untuk mencapai tujuan mereka bersama dan di dalamnya ada norma-norma yang telah di sepakati barsama. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sherif bahwa kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua individu atau lebih yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga di antara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu, yang khas bagi kesatuan sosial tersebut. Semisal contoh yang paling signifikan untuk dijadikan contoh yaitu rumah tangga, rumah tangga merupakan kelompok terkecil yang ada dalam masyarakat.
Dalam pembahasan masalah kelompok sosial yang dibahas dalam psikologi sosial bahwasanya kelompok sosial memiliki perbedaan dengan kebersamaan, jenis-jenis kelompok sosial dan ciri-ciri kelompok sosial. Makalah ini akan membahas mengenai hal tersebut sehingga kita dapat membedakan mana kelompok sosial dan serta ciri-cirinya.











BAB II
KELOMPOK SOSIAL

A. JENIS – JENIS KELOMPOK
Menurut Sherif kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur, sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma – norma tertentu, yang khas bagi kesatuan sosial tersebut.
Menurut Roland Freedman Cs kelompok sosial adalah organisasi terdiri atas dua atau lebih individu yang tergantung oleh ikatan – ikatan suatu sistem ukuran – ukuran kelakuan yang diterima dan disetujui oleh semua anggotanya. Menurut Park dan Burgess kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki kegiatan yang konsisten. Sedangkan menurut Gidding kelompok sosial timbul karena adanya consciousness of kind, kesadaran atas barang pada jiwa manusia.
Menurut paham fungsionalisme didalam antropologi yang di pelopori oleh Malinowski bahwa pertimbangan untuk membentuk kelompok sosial adalah adanya fungsi, adanya tujuan dari pada kelompok sosial. Tujuannya berupa tujuan bersama, misalnya pada kelompok berburu. Jadi kaelompok – kelompok sosial tersebut adalah himpunan atau satu kesatuan manusia yang hidup bersama dan adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan suatu kesadaran untuk saling tolong – menolong serta adanya organisasi antara anggotanya.
1.KelompokPrimer
Dalam kelompok primer terdapat interaksi sosial yang intensif dan lebih erat antara anggotanya dari pada dalam kelompok sekunder. Kelompok primer juga disebut face to face group, yaitu kelompok sosial yang anggota-anggotanya sering berhadapan muka yang satu dengan yang lain dan saling mengenal dari dekat, dan karena itu saling hubungannya lebih erat. Peranan kelompok premer dalam kehidupan individu besar sekali karena dalam kelompok premer itu manusia pertama-tama berkembang dan dididik sebagai makhluk sosial. Disini ia memperoleh kerangkanya yang memungkinnya untuk mengembangkan sifat-sifat sosialnya, antara lain mengindahkan norma-noram, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok sosialnya, belajar bekerja sama dengan individu-individu lainny, dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompok.
Contoh-contoh kelompok premer adalah keluarga, rukun tetangga, kelompok sepermainan sekolah, kelompok belajar, kelompok agama dan sebagainya.
2.Kelompok Sekunder
            Interaksi dalam kelompok sekunder terdiri atas saling hubungan yang tidak langsung, berjauhan dan formal, kuarng bersifat kekeluargaan. hubungan-hubungan dalam kelompok sekunder biasanya lebih objektif. Peranan atau fungsi kelompok sekunder dalam kehidupan manusia ailah untuk mencapai tujuan tertentu dalam masyarakat dengan bersama, secara objektif dan rasional. Perbandingan antara pergaulan antara kelompok primer dan sekunder dapat digambarkan dengan perkataan Tonnies, seorang ahli ilmu kemasyarakatan, yaitu bahwa kelompok primer bersifar Gemeinschaft, artinya merupak suatu persekutuan hidung yang hubunngnannya satusama lain erat sekali.. Sedangkan kelompok sekunder bersifat Gesselschaft, artinya suatu kesatuan sosial yang hubungannya satusama lain berdasarkan pamrih, selalu memperhitungkan rugi-laba.
Contoh-contoh kelompok sekunder ialah partai politik, perhimpunan serikat kerja dan sebagainya.

3. Kelompok Formal dan Informal
Terdapat pula pembagian kelompok sosial ke dalam kelompok formal atau resmi dan kelompok informal atau kelompok tidak resmi.Inti perbedaan disini ialah bahwa kelompok informal itu tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh peraturan-peraturan ADRT tertulis seperti pada kelompok formal. Kelompok informal juga mempunyai pembagian tugas, peranan-peranan dan hirarki tertentu, serta norma pedoman prilaku anggotanya dan konvensinya, tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok formal.
Contoh kelompok formal semua perkumpulan yang beranggapan dasar dan beranggapan rumah tangga merupakan kelompok resmi..
Pembentukan kelompok informal itu tentu juga terdapat di luar kelompok-kelompok resmi yang besar, seringdibentuk di tengah kehidupan sehari-hari, lingkungan kerja, tempat kediaman yang dekat.
Contoh: contoh sekelompok kawan-kawan atau keluarga yang sering kunjung mengunjungi, fanclub, kelopok arisan.
4.  Kelompok-kelompok semu dan tidak teratur
1)      Kerumunan
Kerumunan ialah sekumpulan orang yang tidak terorganisir dan bersifat sementara. Suatu kerumumnan dapat memiliki pemimpin, tetapi tidak memiliki struktur dan pembagian kerja. Identitas seseorang akan tenggelam apabila berada dalam sebuah kerumunan.
Tipe-tipe kerumunan
a)      Khalayak penonton (pendengar formal/formal audience)
Kerumunan demikian mempunyai perhatian dan tujuan yang sama, misalnya penonton bioskop, pengunjung khotbah agama, dsb.
b)   Kelompok ekspresif yang direncanakan (planned expressive group)
Kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai tujuan sama tetapi  pusat perhatiannya berbeda-beda, misalnya kerumunan orang-orang yang berpesta
c) Kumpulan orang yang kurang menyenangkan (inconvinent aggregations)
      Dalam kerumunan semacam ini kehadiran orang lain merupakan halangan bagi
      seseorang dalam mencapai tujuan. Misalnya: antre tiket, kerumunan penumpang    bus, dst.

d) Kumpulan orang-orang yang panik (panic crowd) Ialah kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang menghindari bencana/ancaman. Misalnya pengungsi
e) Kerumunan penonton (spectator crowd)
Yaitu kerumunan orang-orang yang ingin melihat sesuatu atau peristiwa tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan formal audience, tetapi tidak terencana
f) Lawless crowd
Yaitu kerumunan orang-orang yang berlawanan dengan hukum, misalnya: acting mobs, yakni kerumunan orang-orang yang bermaksud mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik. Contoh lain: immoral crowd, seperti formal audience, tetapi bersifat menyimpang.
2) publik (massa)
Seringkali disebut dengan khalayak umum atau khalayak ramai. Publik semacam dengan kelompok hanya tidak menjadi kesatuan, hubungan sosial terjadi secara tidak langsung, melainkan melalui alat-alat komunikasi massa, seperti: media massa cetak, elektronik, termasuk pembicaraan berantai, desas-desus, dan sebagainya

B. CIRI-CIRI UTAMA KELOMPOK
1. Terdapat motif-motif yang sama
Terbentuknya kelompok sosial itu adalah ialah karena bakal anggotanya berkumpul untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dengan kegiatan bersama lebih mudah dan dan dapat di capai dari pada atas usaha sendiri. Jadi, dorongan atau motif bersama itu menjadi pengikat dan sebat utama terbentuknya kelompok sosial. Tanpa motif yang sama antara sejumlah individu itu sukar sukar untuk terbentuk suatu kelompok sosial.
Tetapi tidak hanya motif yang sam itu saja yang dapat mengikat dan membentuk sejumlah orang menjadi suatu kelompok sosial, sebab adanya suatu motif yangg sama itu harus disertakan kesadaran bahwa tujuan-tujuan tersebut haruslah dicapai dengan kerja sama anatara orang-orang yang bermotif sama..
Tujuan-tujuan bersama yang diusahakan oelh kelompok sosial bermacam-macam jenisnya, misalnya keuntungan ekonomis seperti upada usaha koperasi dalam memberi barang konsumsi bersama. Dapat pula tujuan bersama itu berupa tujuan politik, tujuan ilmiah, dan lainya.
2. Terdapat reaksi-reaksi dan kecakapan yang berlainan antar anggota kelompok.
            Dalam menguraikan pasal ini oleh Sherif dan kawan-kawan ditandaskan bahwa situasi sosial, baik situasi kebersamaan maupun situasi kelompok, pada dirinya sendiri sudah mempunyai pengaruh berlainan terhadap tingkah laku individu dibandingkan dengan kebiasaan tingkah laku individu itu dalam keadaan sendiri. Dalam hal itu tampak betapa mudahnya berlangsungnya imitasi dan sugesti pada umumnya dalam situasi tersebut. Demikian pula dalam terbentuknya kelompok sosial yang beralih dari suatu kebersamaan. Dengan demikian situasi sosial itu dapat merangsang reaksi-reaksi berlainan dari individu-individu yang bakal menjadi anggota kelompok. Dari berlainan kecakapan-kecakapan atas dasar perbedaan-perbedaan dalam kemampuan-kemampuan antar anggoata kelompok yang dirangsang oleh situasi sosial itu, maka terjadilah pembagian tugas yang khas antara anggota-anggotanya sesuai dengan kecakapannya untuk turut merealisasikan tujuan kelompok secara kerja sama. Demikianlah lambat-laun terjadi struktur kelompok yang khas serta norma-norma dan pedoman-pedoman pelaksanaan kegiatan kelompok serta makin menegas berdasarkan reakasi-reaksi dan kecakapan yang berlainan.
3.  Terdapat penegasan struktur kelompok
Yang disebut dengan struktur kelompok ialah suatu sistem yang cukup tegas mengenai hubungan-hubungan anatara anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan, status-status mereka sesuai dengan sumbangan masing-masing dalam interaksi kelompok ke tujuannya.
Pembagian tugas-tugas dan koordinasi antara tugas-tugas tiap anggota lambat laun akan akan terbina mengenai pengharapan-pengharapan yang timbal balik anatar anggotan, bahwa tugas-tugas yang diserahkan masing-masing juga kan di selesaikan dengan sebaik-baiknya. Nah kejelasan mengenai pembagian tugas-tugas itulah yang akan mengarahkan pada penegasan fungsi dan peran para anggota-anggotanya.
4. Terdapat penegasan norma-norma kelompok
Bersamaan dengan terbentuknya struktur dalam interaksi kelompok, terbentuklah norma-norma tingkah laku yang khas antara anggota-anggota kelompoknya.
Norma kelompok tersebut bukanlah norma statis atau angka rata-rata mengenai tingkah laku yang sebenarnya terjadi dalam kelompok itu, melainkan merupakan pedoman-pedoman untuk mengatur pengalaman dan tingkah laku anggota kelompok dalam bermacam-macam situasisosial yang bersangkutan dengan kelompok.Norma kelompok ialah pengertian yang seragam mengenai cara-cara tingkah laku yang patut dilakukan oleh anggota kelompok apabila terjadi sesuatu yang bersangkutpaut dengan kehidupan kelompok. Norma dalam suatu kelompok ada yang tertulis dana ada juga yang tidak, biasanya sesuai jenis kelompoknya..
Norma kelompok informal biasanya terealisasikan dalam bentuk pengertian satu sama lain terhadap prilaku yang ada. Sedangkan kelompok formal mempunyai norma-norma tertulistentang prilaku semua anggotanya.Norma sosial merupakan adalah patokan umum mengenai tingkah laku dan sikap individu anggota kelompok yang dikehendaki oleh kelompok mengenai bermacam-macam hal yang berhubungan dengan kehidupan kelompok yang melahirkan norma-norma tingkah laku dan sikap-sikap itu mengenai segala situasi yang dihadapi oleh anggota-anggota kelompok .



lAPIRAN
a.      Busana Muslim Keluarga.jpgKelompok Sosial Primer








kober 3.jpg1.1 Keluarga merupakan kelompok sosial primer yang ada di masyarakat





1.2 Kelompok belajar juga merupakan kelompok sosial primer yang ada di masyarakat

b.      parpol(skunder).jpgKelompok Sekunder





1.3 Partai Politik merupakan kelompok sosial sekunder
buruh.jpg





1.4 Serikat buruh juga merupakan kelompok sosial sekunder
c.       Kelompok Formal & Nonformal
1.      SAM_1249.JPGKelompok Formal





1.5.SAM_1248.JPGUnit Kegiatan Mahasiswa Islam termasuk salah satu contoh kelompok sosial di    masyarakat





1.6.Salah satu keigatan formal yang dilakukan unit kegiatan mahasiswa islam

2.      Kelompok Nonformal
arisan 3.jpg





1.7 Arisan merupakan kelompok sosial Nonformal
IMG-20120909-00693.jpg





1.8 Arisan yang dilakukan ibu-ibu merupakan kelompok sosial informal
d.      Kelompok Semu/ Tidak Teratur
khotbah  jumatt.jpg





1.9 kelompok orang yang mendengarkan khotbah agama juga termasuk kelompok sosial semu & tidak semu.
pict0768.jpg





1.10 Kelompok pesta termasuk kedalam tipe kelompok sosial ekspresif yang direncanakan
IMG_20140308_124005.jpg





aa.jpg1.11 Kelompok masyarakat pengungsian bencana alam gunung sinabung merupakan salah salah satu kelmpok sosial tipe kelompok massa





1.12 Kelompok pengungsian bencana gunung sinabung merupakan kelompok sosial.

Daftar Pustaka

Ahmadi Abu.2007.Psikologi Sosial,Edisi Revisi.Jakarta.Rineka Cipta
Gerungan,W.A.2002.Psikologi Sosial.Bandung.Refika Aditama












Hasil Observasi
 Jenis-jenis kelompok sosial yang ada di masyarakat
 






         OLEH :
Ridho Prawira                        1122171003
        Rosmei Marpaung                 1122171002
       Eva Marito Marbun               1123171007
       Fadli Ramadhan Siregar        1123171009
 Sevilla                                    1113171026

Jurusan              :      Pls/Reguler/2012
Mata kuliah       :      Psikologi Sosial
Dosen                  :      Dra.Rosdiana,M.Pd
                                                           







PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar