PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KURSUS
Kursus
merupakan salah satu pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat. Penyelenggaraannya yang sangat
fleksibel dengan kebutuhan masyarakat, perkernbangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta tuntutan dunia usaha/ industri, menjadikan peran
kursus sangat strategis dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas.
Kursus
merupakan salah satu satuan pendidikan luar sekolah yang memberikan
peningkatan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
bagi warga belajar yang mernerlukan bekal dalarn mengembangkan diri,
bekerja mencari nafkah, dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi.
Pada
tahun 2001 jumlah kursus tercatat sebanyak 22.510 buah, terdiri dari
139 jenis keterampilan. Pelaksanaan pernbinaan dan pengembangan kursus
dilaksanakan dengan bekerja sama dengan organisasi mitra dan
subkonsorsium yang terdiri dari unsur para pakar, praktisi, tenaga
pendidik, dan penyelenggara kursus.
Kelompok Belajar Usaha (KBU)
kelompok
Belajar Usaha (KBU)adalah program pembelajaran yang memberikan peluang
kepada masyarakat melalui kelompok belajar untuk belajar, bekerja dan
berusaha, sebagai pelajaran pasca program KF dan kesetaraan Paket B dan C
Tujuan KBU adalah untuk memperluas kesempatan belajar usaha bagi
masyarakat yang tidak mampu, agar memiliki penghasilan yang tetap,
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarganya.
Pola
pelaksanaan KBU dibedakan menjadi dua, yaitu pola bersama dan pola
sendiri‑sendiri. Pola bersama yaitu warga belajar mengelola dana belajar
usaha secara bersama dalam kelompok, karena jenis usahanya sama. Pola
sendiri‑sendiri yaitu KBU yang mengelola dana belajar usahanya dikelola
atau diusahakan oleh masing‑masing warga belajar secara terpisah karena
jenis usahanya berbeda‑beda, tetapi tetap dalam ikatan kelompok.
Program
KBU ini dikatakan berhasil apabila warga belajar dapat mengembangkan
dan memasarkan hasil usahanya, memiliki penghasilan yang tetap, serta
dapat memutarkan atau mengembangkan dana belajar usahanya.
MAGANG DAN BEASISWA
Magang
adalah bentuk belajar dan berlatih keterampilan pada dunia kerja yang
lebih menekankan pada praktek daripada teori. Sedangkan program beasiswa
adalah pemberian bantuan biaya kepada masyarakat untuk mengikuti
magang, kursus, atau satuan pendidikan keterampilan lainnya.
Program
magang dan beasiswa dalam pendidikan masyarakat bertujuan untuk
memberikan keterampilan kejuruan bagi warga masyarakat yang berasal dari
keluarga kurang mampu, agar mereka memiliki bekal keterampilan untuk
bekerja atau menciptakan lapangan kerja sendiri.
PENDIDIKAN PEREMPUAN
Pendidikan
Perempuan merupakan perwujudan peningkatan kedaulatan dan peranan
perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan
ini,Direktorat Pendidikan Masyarakat mengembangkan program‑program
berikut:
1. Pengembangan model Pendidikan Keluarga berwawasan gender, meliputi:
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR)
• Pencegahan, Penanggulangan dan Perawatan Norkoba
• Pendidikan Pencegahan Penularan HIV/AIDS
• Advokasi dan sosialisasi Pendidikan Adil Gender
• Pengembangan model Pendidikan Alternatif bagi anak perempuan korban kekerasan
PENDIDIKAN ANAK JALANAN
Mereka
yang disebut “anak jalanan” adalah para penjaja dagangan, penyemir
sepatu, pedagang asongan, penjual koran, pengamen, peminta-minta,
pengais sayur‑sayuran di pasar tradisional, dan sebagainya. Mereka
sangat rentan terhadap kemungkinan menjadi pengguna obat‑obatan
terlarang, terlibat tindakan atau korban kekerasan, kriminal, pelecehan
dan prostitusi, terkena gangguan kesehatan dari asap (polusi udara) yang
dikeluarkan kendaraan bermotor, gangguan ketertiban lalu lintas, dan
kadang‑kadang bersikap antisosial. Mereka tidak lagi sempat memikirkan
pentingnya pendidikan, tetapi hanya memikirkan kebutuhan ekonomi untuk
diri dan keluarganya.
Saat
ini Direktorat Pendidikan Masyarakat turut berusaha bersama dengan
instansi terkait untuk menangani permasalahan tersebut melalui
pendidikan yang mampu membimbing dan mengembalikan hak‑hak pendidikan
anak jalanan sehingga dapat belajar dan berkarya sebagaimana mestinya.
PENDIDKAN BUAT ANAK BEKERJA
Direktorat
Pendidikan Masyarakat sedang melaksanakan program pendidikan bagi
pekerja anak usia 7 ‑ 15 tahun yang bekerja atau membantu orang tuanya
bekerja. Sebagai ujicoba program ini dilaksanakan Program Paket A dan
Paket B di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Kudus Propinsi Jawa Tengah di
bidang industri genteng dan Kota Jepara Propinsi Jawa Tengah di bidang
nelayan. Tujuan program ini adalah mengembangkan sistem pendidikan luar
sekolah yang dirancang khusus untuk pekerja anak (sesuai dengan
kebutuhan dan minat warga belajar serta pekerjaannya).
TAMAN BACAAN MASYARAKAT
Budaya
membaca perlu dikembangkan kepada semua lapisan masyarakat. Direktorat
Pendidikan Masyarakat telah mengembangkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
bagi masyarakat pedesaan melalui penyediaan bahan bacaan yang berbentuk
buku‑buku maupun modul dan bahan belajar non cetak.
Tujuan
pendirian TBM ini adalah untuk meningkatkan dan melestarikan kemampuan
baca tulis masyarakat, menumbuhkan dan meningkatkan minat serta
kegemaran membaca agar tercipta budaya membaca warga masyarakat.
PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARKAT
Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu tempat kegiatan
pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi
masyarakat untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan
budaya.
Tujuan
dibentuk PKBM adalah untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan
pembelajaran masyarakat sehingga tercipta hubungan pendidikan, ekonomi,
sosial, dan budaya masyarakat serta memudahkan kontrol mutu hasil
pembelajarannya. PKBM dikelola oleh lembaga swadaya masyarakat atau
organisasi lainnya.
Pada
tahun 2001 jumlah PKBM tercatat sebanyak 1.442 PKBM. Pada PKBM tersebut
diselenggarakan berbagai program pendidikan masyarakat atau pendidikan
luar sekolah.
Program
KBU ini dikatakan berhasil apabila warga belajar; dapat mengembangkan
dan memasarkan hasil usahanya, memiliki penghasilan yang tetap, serta
dapat memutarkan atau mengembangkan dana belajar usahanya.
PROGRAM LIFE SKILLS
Kebijakan
pernerintah dalam menanggulangi krisis ekonomi, telah diterapkan
program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PPIDIPSE) yang
bertujuan untuk menanggulangi masalah-masalah sosial, terutama di
bidang pangan, kesehatan, dan pendidikan.
Pendidikan
luar sekolah merupakan salah satu program di bidang pendidikan yang
memperoleh alokasi anggaran dari PPD-PSE. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa sasaran utama pendidikan luar sekolah adalah warga
masyarakat yang tidak pernah sekolah, putus sekolah, penganggur atau
dengan kata lain warga masyarakat yang tergolong miskin serta warga
masyarakat yang ingin belajar untuk menguasai keterampilan tertentu
sebagai bekal untuk bisa bekerja mencari nafkah atau usaha mandiri.
Pendekatan program adalah kecakapan hidup (life skills).
Keterampilan
hidup adalah konsep yang dimaksudkan untuk memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan fungsional praktis serta
perubahan sikap kepada seseorang untuk dapat bekerja dan usaha mandiri,
membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta memanfaatkan peluang
yang dimiliki, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraannya.
Konsep keterampilan hidup memiliki cakupan yang luas, berinteraksi
antara pengetahuan dan keterampilan yang di yakini sebagai unsur penting
untuk hidup lebih mandiri.
Berdasarkan
lingkupnya, program keterampilan hidup mencakup; kecakapan kerja
(occupational skills), kecakapan pribadi dan sosial (personal/social
skills), serta kecakapan dalam kehidupan sehari-hari (daily living
skills).
Langganan:
Poskan Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini